Mengetahui Penyebab Kegagalan Penetasan Dari Bentuk Telur Yang Tidak Menetas

yang menyebabkan telur gagal menetas
Penyebab kegagalan dalam penetasan

Ketika telur yang kita tetaskan banyak yang tidak menetas, kita pasti akan bertanya-tanya mengenai penyebab kegagalan dalam penetasan telur-telur tersebut.

Mengetahui beberapa faktor penyebab kegagalan dalam penetasan, sebenarnya dapat di lihat pada bentuk telur dan embrio yang ada dalam telur tersebut.

Dengan memperhatikan embrio yang ada dalam telur tersebut, kita dapat mengetahui faktor yang menyebabkan telur-telur yang kita tetaskan mengalami kegagalan.

Seiring dengan berjalannya waktu, pengalaman menetaskan telur akan semakin bertambah. Bertambahnya pengalaman ini lah yang membuat kita menjadi lebih menguasai dalam menetaskan telur.

Oleh karena itu, mencatat data dalam penetasan sangatlah penting. Kita tidak akan mampu untuk mengingat secara detail jumlah telur yang masuk, jumlah telur yang fertil, indukan penghasil telur usia berapa, telur di simpan berapa lama.
Kemampuan kita untuk mengingat secara detail segala sesuatu yang berhubungan dengan program pe netasan sangatlah terbatas.

Dengan adanya catatan, kita akan lebih mudah mempelajari dan menemukan faktor penyebab kegagalan pada proses penetasan yang kita lakukan.

Penyebab kegagalan pada proses penetasan dapat kita lihat dari cangkang telur dan dari embrio yang mati sebelum keluar dari cangkang telur tersebut.
Berikut di bawah ini dapat anda jadikan referensi untuk mencari penyebab kegagalan dalam penetasan telur dengan menggunakan mesin tetas.

1.Embrio Mati Pada Awal Penetasan.
Untuk mengetahui apakah embrio mati pada 7-14 hari awal penetasan atau tidak, dapat di ketahui dengan cara memegang telur tersebut, apabila di goyang dan terasa koclak, itu berarti telur tersebut fertil dan embrio mengalami kematian pada awal penetasan.

Biasanya ini terjadi karena di sebabkan oleh indukan yang kurang sehat, kurangnya nutrisi dalam makanan, indukan yang baru pertama bertelur, dan mati listrik selama lebih dari 6 jam.

2. Telur Kosong Pada Hari Ke 7.
Apabila peneropongan pada hari ke tujuh,  telur masih bening dan tidak menunjukkan seperti ada jaring laba-laba, maka telur tersebut adalah telur yang tidak di buahi atau tidak fertil.

Berbeda dengan yang wiraternak sebutkan pada point pertama, telur kosong atau tidak fertil, tidak akan koclak ketika di goyang-goyang meskipun telur yang lain sudah menetas.

Usia ayam, peneluran periode pertama, kurangnya nutrisi, atau tidak di buahi pejantan adalah beberapa penyebab telur tidak di buahi.
Artikel Terkait:

3. Embrio Tidak Dapat Memecah Cangkang Telur
Embrio tidak dapat memecah cangkang telur, biasanya  di karenakan kurangnya kelembaban di dalam mesin tetas,yang menyebabkan cangkang telur menjadi lebih kering dan keras, sehingga tidak dapat dipecahkan oleh embrio tersebut.

Indikasi kurangnya kelembaban pada mesin tetas dapat di lihat dari bentuk cangkang telur dan dari bentuk embrio itu sendiri.
Cangkang telur terlihat lebih kering dan keras, kadar air dalam cangkang telur juga sangat sedikit, tubuh embrio cenderung menempel pada cangkang telur.

Rendahnya kelembaban dalam mesin tetas, menyebabkan cangkang telur menjadi lebih kering dan juga menyebabkan menempelnya tubuh embrio pada cangkang telur sehingga embrio tidak dapat memutar tubuhnya untuk memecah cangkang telur.
Pada kasus ini, ada embrio yang masih bertahan hidup, ada juga yang mengalami kematian di dalam telur.

4. Kelembaban terlalu tinggi
Berbeda dengan point nomer 3 yaitu Embrio Tidak Dapat Memecah Cangkang Telur karena rendahnya kelembaban.

Tingginya kelembaban udara dalam mesin tetas, juga dapat menyebabkan kegagalan pada proses penetasan. Tingginya kelembaban udara ini dapat kita lihat pada kondisi telur, dimana embrio mengalami kematian dengan kondisi telur di penuhi oleh air.

Dengan banyaknya kandungan air yang berada dalam telur, tentu akan menyebabkan embrio tersebut tenggelam kemudian mengalami kematian.

5. Telur Tertutup Lendir Cairan Dari Anak Ayam Lain
Pada beberapa kali penetasan yang wiraternak amati, model mesin tetas dengan rak penetasan dua tingkat lebih menghasilkan prosentase daya tetas yang tinggi.

Dengan menggunakan model mesin tetas manual satur rak,  ketika telur lain sudah menetas terlebih dahulu, DOC tidak menginjak-injak telur yang belum menetas.
Telur yang belum menetas ini biasanya akan terkena cairan dari DOC yang baru menetas. 
Cairan atau lendir ini kemudian mengering dan membuat cangkang telur menjadi lebih susah di pecahkan oleh embrio yang akan menetas.

Berbeda dengan menggunakan mesin tetas manual dua rak, rak pertama untuk menempatkan telur tetas, rak kedua untuk menampung DOC yang baru menetas.
Jadi ketika DOC menetas, DOC akan terperosok masuk ke dalam rak penampungan DOC, hal ini mengantisipasi di injak-injaknya telur yang belum menetas oleh DOC yang baru menetas.


Selain tertutupnya cangkang telur oleh lendir dari DOC yang baru menetas, kurangnya menjaga kebersihan tangan ketika membalik telur juga menjadi salah satu penyebab kegagalan dalam penetasan telur.

Usahakan tangan dalam keadaan bersih ketika akan membalik telur. Ketika kotoran dari tangan menempel pada cangkang telur, hal ini akan menutupi pori-pori yang ada pada cangkang telur.
Tertutupnya pori-pori ini akan menyebabkan kurangnya asupan oksigen yang di butuhkan oleh embrio yang ada di dalam telur.

Kegagalan penetasan pada point ini dapat kita lihat pada cangkang telur yang memiliki noda kekuningan. Atau noda minyak pada cangkang telur yang tidak dapat di pecahkan oleh embrio.

Demikin tadi adalah beberapa penyebab kegagalan dalam penetasan dimana penyebabnya dapat kita lihat dari bentuk telur.
Apabila masih merasa belum dapat memahami, silahkan kirimkan pertanyaan anda pada kolom komentar.

Salam sukses peternakan,
Semoga bermanfaat.

0 Response to "Mengetahui Penyebab Kegagalan Penetasan Dari Bentuk Telur Yang Tidak Menetas"

Post a Comment

STTB