Berak kapur adalah salah satu penyakit yang sering mampir di tubuh ayam untuk kemudian disebarkan lagi oleh ayam yang terinfeksi bakteri salmonella pullorum ini. Pada anak ayam hingga ayam berumur tiga bulan, penyakit berak kapur ini dapat menyebabkan kematian.
Sementara pada ayam dewasa penyakit ini jarang menyebabkan kematian, akan tetapi menyebabkan kerugian yang sangat merugikan. Bagaimana tidak, ayam dewasa yang terserang penyakit ini dapat menjadi agen penyebar penyakit berak kapur kepada ayam yang lain ataupun melalui telur tetas. Karena salmonella pullorum juga dapat masuk ke dalam telur yang di hasilkan oleh ayam yang terkena penyakit ini. Sehingga apabila kita tidak memutus rantai siklus hidup salomenalla pullorum maka penyakit ini akan selalu ada di dalam peternakan kita. Untuk lebih mengetahui mengenai siklus hidup dan karakteristik Salmonella pullorum, silahkan baca pada artikel yang berjudul " Salmonella Pullorum Bakteri Penyebab Berak Kapur".
Sementara pada ayam dewasa penyakit ini jarang menyebabkan kematian, akan tetapi menyebabkan kerugian yang sangat merugikan. Bagaimana tidak, ayam dewasa yang terserang penyakit ini dapat menjadi agen penyebar penyakit berak kapur kepada ayam yang lain ataupun melalui telur tetas. Karena salmonella pullorum juga dapat masuk ke dalam telur yang di hasilkan oleh ayam yang terkena penyakit ini. Sehingga apabila kita tidak memutus rantai siklus hidup salomenalla pullorum maka penyakit ini akan selalu ada di dalam peternakan kita. Untuk lebih mengetahui mengenai siklus hidup dan karakteristik Salmonella pullorum, silahkan baca pada artikel yang berjudul " Salmonella Pullorum Bakteri Penyebab Berak Kapur".
Gejala yang muncul akibat penyakit berak kapur adalah mencret terus menerus dan kotoran ayam terlihat sangat khas yaitu terdapat gumpalan kecil berwarna putih seperti kapur. Gejala yang lain ayam tampak lesu dan sayap menggantung. Ada juga ayam yang terserang penyakit ini tidak menunjukkan gejala sakit alias ayam kelihatan bregas waras dan trengginas layaknya ayam sehat, tetapi pada bagian kloaka atau bulu-bulu sekitar kloaka akan kelihatan basah dan disertai butiran-butiran seperti kapur. Ciri-ciri ayam terkena berak kapur sangat mudah kita ketahui.
Ayam yang terkena berak kapur harus segera di pisahkan dari ayam yang lain. Kalau menurut saya lebih baik lagi di pisah untuk kemudian di potong saja daripada menjadi sumber penyakit.
Pada populasi ayam yang sudah terserang, upaya pencegahan penularan pada ayam yang lain dapat menggunakan antibiotik Neoterramycin sebanyak 2 gram per 1 liter air minum, berikan antibiotik ini selama 3-5 hari berturut-turut. Atau dapat juga menggunakan Trimeyn S. Sulfazid, coxalin atau Nolax. Dimana obat-obat tersebut mengandung bahan aktif yang efektif untuk mengatasi bakteri penyebab berak kapur yaitu salmonella pullorum. Bahan-bahan yang terkandung dalam obat tersebut adalah sulfonamida. Selain itu dapat juga menggunakan obat yang mengandung Furazolidone.
Untuk populasi ayam yang tidak terlalu banyak dan kebetulan mengalami kesulitan untuk mendapatkan obat tersebut dapat juga mencoba obat yang biasa di gunakan manusia untuk mengobati sakit diare. Karena di dalam obat tersebut juga mengandung Furazolidone dan sulfonamida. Contoh obat tersebut adalah dialet dan entrostop. Tentunya di kasih sedikit saja, jangan satu ayam satu tablet, bukan sembuh malah pada amsiong nanti ayamnya.
Pada dasarnya obat-obatan di atas hanya efektif digunakan sebagai pencegahan kematian dan pencegahan tertular penyakit berak kapur. Apabila sudah terserang penyakit berak kapur ini, infeksi akan sangat sulit di sembuhkan. Wiraternak sendiri membuktikan dengan tetap memelihara tiga ekor ayam yang terserang penyakit berak kapur pada kandang isolasi, dan dilakukan pengobatan dengan jadwal yang tetap akan tetapi tidak dapat mengobat infeksi bakteri salmonella pullorum ini. Walaupun ayam sudah sehat secara fisik dan mampu memproduksi telur lagi, tetap saja penyakit tidak dapat disembuhkan dan pada akhirnya nasib ketiga ekor ayam tersebut wiraternak serahkan pada pembeli yang biasanya datang ke kandang.
Untuk mencegah penyakit ini kita harus selalu menjaga kebersihan kandang dan selalu mensterilisasi mesin tetas sebelum di gunakan. Dan apabila sudah ada yang terserang lebih baik segera di musnahkan daripada menjadi sumber penyakit berak kapur pada peternakan kita.
Semoga bermanfaat.