Bulan-Bulan Siaga Bagi Peternak Kroto
Telur semut rangrang yang sering di sebut kroto semakin hari semakin sulit di dapatkan di alam, sudah pasti ini akan membuat harga kroto meningkat di pasaran.
Kroto tidak hanya menjadi pakan burung favorit bagi kicaumania, tetapi juga menjadi umpan andalan mancing mania yang terbiasa mancing di kolam pemancingan.
Di kota-kota besar, para kicaumania harus bersaing dengan mancing mania untuk mendapatkan kroto sebelum kehabisan.
Artikel terkait:
"Cara Tercepat Memasukkan Semut Rangrang Ke dalam Toples"
Perburuan kroto yang membabi buta dan tidak memikirkan regenerasi semut rangrang adalah penyebab rusak habitat semut rangrang di alam liar.
Belum lagi adanya penggunaan obat-obatan pertanian yang tidak memperhatikan eksosistem di lingkungan tersebut yang menjadi mesih pembunuh secara langsung bagi koloni semut rangrang penghasil kroto tersebut.
Semut rangrang sebenarnya bukanlah hama bagi usaha perkebunan, justru semut rangrang membantu mengatasi hama perkebunan, tetapi serangannya yang ganas dengan gigitannya yang menyakitkan menjadikan petani kesulitan memanen hasil pekebunannya.
Tingginya permintaan kroto dan rendahnya suplai dari alam yang sudah tidak dapat di andalkan karena semakin menipisnya populasi semut rangrang, mendorong banyak orang untuk mencoba budidaya semut rangrang yang akan menghasilkan kroto.
Tidak sedikit orang yang mengalami kegagalan dalam beternak kroto.
Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya kegagalan dalam budidaya kroto.
Dari sekian faktor penyebab kegagalan dalam beternak kroto adalah faktor masih kurangnya jam terbang dalam menjalani peternakan semut rangrang ini.
Semakin tingginya jam terbang, semakin seringnya mengalami kendala dalam peternakan kroto, akan semakin membuat seorang peternak semut rangrang penghasil kroto ini menguasai bidangnya.
Karena hakekatnya, kegagalan adalah cara Tuhan menambah pengetahuan kepada hambaNya.
Dalam usaha peternakan apapun, fokus dan menganalisa faktor-faktor penyebab kegagalan adalah kunci utama untuk mencapai kesuksesan dalam wirausaha peternakan.
Sebenarnya sudah banyak yang membahas cara beternak semut rangrang ini.
Artikel mengenai budidaya semut rangrang ini dapat dengan mudah di temukan di internet dengan kata kunci budidaya semut rangrang atau budidaya kroto.
Tetapi dari sekian banyak artikel, kebanyakan hanya membahas tentang budidaya kroto tanpa membahas faktor-faktor yang menyebabkan kegagalan dalam peternakan semut rangrang.
Entah mereka membahas budidaya kroto dengan orientasi hanya menjual bibit semut rangrang, atau sekedar menambah ramai dunia perkrotoan yang memang sangat di butuhkan baik oleh kicaumania maupun mancingmania.
Telur semut rangrang yang sering di sebut kroto semakin hari semakin sulit di dapatkan di alam, sudah pasti ini akan membuat harga kroto meningkat di pasaran.
Kroto tidak hanya menjadi pakan burung favorit bagi kicaumania, tetapi juga menjadi umpan andalan mancing mania yang terbiasa mancing di kolam pemancingan.
Di kota-kota besar, para kicaumania harus bersaing dengan mancing mania untuk mendapatkan kroto sebelum kehabisan.
Artikel terkait:
"Cara Tercepat Memasukkan Semut Rangrang Ke dalam Toples"
Perburuan kroto yang membabi buta dan tidak memikirkan regenerasi semut rangrang adalah penyebab rusak habitat semut rangrang di alam liar.
Belum lagi adanya penggunaan obat-obatan pertanian yang tidak memperhatikan eksosistem di lingkungan tersebut yang menjadi mesih pembunuh secara langsung bagi koloni semut rangrang penghasil kroto tersebut.
Semut rangrang sebenarnya bukanlah hama bagi usaha perkebunan, justru semut rangrang membantu mengatasi hama perkebunan, tetapi serangannya yang ganas dengan gigitannya yang menyakitkan menjadikan petani kesulitan memanen hasil pekebunannya.
Tingginya permintaan kroto dan rendahnya suplai dari alam yang sudah tidak dapat di andalkan karena semakin menipisnya populasi semut rangrang, mendorong banyak orang untuk mencoba budidaya semut rangrang yang akan menghasilkan kroto.
Tidak sedikit orang yang mengalami kegagalan dalam beternak kroto.
Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya kegagalan dalam budidaya kroto.
Dari sekian faktor penyebab kegagalan dalam beternak kroto adalah faktor masih kurangnya jam terbang dalam menjalani peternakan semut rangrang ini.
Semakin tingginya jam terbang, semakin seringnya mengalami kendala dalam peternakan kroto, akan semakin membuat seorang peternak semut rangrang penghasil kroto ini menguasai bidangnya.
Karena hakekatnya, kegagalan adalah cara Tuhan menambah pengetahuan kepada hambaNya.
Dalam usaha peternakan apapun, fokus dan menganalisa faktor-faktor penyebab kegagalan adalah kunci utama untuk mencapai kesuksesan dalam wirausaha peternakan.
Sebenarnya sudah banyak yang membahas cara beternak semut rangrang ini.
Artikel mengenai budidaya semut rangrang ini dapat dengan mudah di temukan di internet dengan kata kunci budidaya semut rangrang atau budidaya kroto.
Tetapi dari sekian banyak artikel, kebanyakan hanya membahas tentang budidaya kroto tanpa membahas faktor-faktor yang menyebabkan kegagalan dalam peternakan semut rangrang.
Entah mereka membahas budidaya kroto dengan orientasi hanya menjual bibit semut rangrang, atau sekedar menambah ramai dunia perkrotoan yang memang sangat di butuhkan baik oleh kicaumania maupun mancingmania.
Pentingnya Memahami Siklus Kehidupan Semut Rangrang
Dalam beternak kroto menggunakan media apapun, tidak akan lepas dari namanya siklus hidup dari semut rangrang.
Siklus hidup yang mesti di perhatikan tidak hanya siklus hidup dari semut betina menghasilkan telur, kemudian telur menjadi larva, larva menjadi kroto.
Dalam beternak kroto menggunakan media apapun, tidak akan lepas dari namanya siklus hidup dari semut rangrang.
Siklus hidup yang mesti di perhatikan tidak hanya siklus hidup dari semut betina menghasilkan telur, kemudian telur menjadi larva, larva menjadi kroto.
Siklus hidup yang harus di perhatikan bagi para peternak kroto adalah siklus hidup bulanan, dari bulan ke bulan sampai satu tahun.
Kenapa siklus hidup yang harus di perhatikan adalah siklus hidup bulanan?
Karena siklus hidup dalam peternakan kroto ini berbeda dengan siklus hidup pada peternakan lainnya.
Dalam peternakan kroto, ratu dalam koloni tidak terbentuk setiap bulan, dengan kata lain telur semut rangrang yang akan menjadi ratu tidak selalu di produksi setiap bulan. Berbeda dengan telur kroto yang di produksi setiap hari.
Telur yang akan menjadi calon ratu memiliki pertumbuhan yang lebih cepat di banding telur yang akan menjadi semut prajurit, semut betina atau pejantan maupun semut perawat,.
Sehingga semut ratu lebih besar bentuknya di banding telur semut yang lainnya.
Inilah Yang Harus Di Waspadai Oleh Para Peternak Kroto
Telur-telur semut yang akan menjadi calon ratu, kebanyakan terdapat pada bulan Juli sampai bulan November.
Peternak kroto pemula akan merasa senang dengan banyak bermunculannya telur semut calon ratu ini.
Memiliki ratu dalam setiap koloni ternak semutnya adalah harapan besar bagi semua peternak kroto.
Banyak bermunculannya telur ratu yang menempel pada dinding toples bagian dalam pemeliharaan semut kroto, merupakan sebuah pemandangan yang menggemberikan, layaknya petani yang melihat padinya menguning penuh isi dan tidak terserang hama.
Sayangnya, banyak bermunculannya telur ratu ini, sering diikuti dengan menetasnya telur semut yang menjadi semut hitam bersayap.
Inilah petaka awal itu terjadi.
Munculnya semut hitam pada koloni semut rangrang yang kita pelihara, akan membuat produktifitas semut rangrang menurun drastis.
Kenapa Produksi Kroto Menurun?
Produksi kroto akan menurun drastis ketika semut hitam bersayap mulai muncul satu persatu dan akan semakin bertambah banyak pada koloni semut rangrang yang Anda pelihara.
Ini di sebabkan karena semut hitam ini semut yang manja, sukanya mojok pacaran, makan di suapin, di ladenin layaknya raja yang berkuasa.
Dengan bertambahnya semut hitam, maka semut-semut yang biasa mengurusi dan merawat telur semut atau kroto, akan beralih merawat semut jantan bersayap, semut prajurit juga terbagi tugasnya menjaga semut hitam bersayap ini.
Semut hitam biasanya berkumpul di bawah toples atau tempat yang terkena angin langsung.
Tapi sering juga di dapati semut hitam bersayap ini memenuhi toples pemeliharaan bagian dalam.
Cara Mengatasi Semut Hitam
Sampai saat ini wiraternak hanya mengetahui cara untuk mengatasi semut hitam dengan mengambil dan membuangnya.
Apabila semut hitam ini berkurang jumlahnya dalam koloni ternak kroto kita,maka produksi telur semut atau kroto akan berangsur-angsur membaik kembali.
Dalam peternakan kroto, siklus pada bulan Juli sampai bulan November adalah siklus yang paling harus di waspadai. Karena semut hitam bersayap ini tidak hanya akan membuat penururan produktifitas semut rangrang untuk menghasilkan kroto, tapi juga sering menjadi penyebab kegagalan dalam beternak kroto.
Ketika semut hitam muncul dan produksi kroto menurun drastis, yang harus menjadi catatan adalah Anda harus tetap memberi makan semut-semut rangrang penghasil kroto yang memang harganya sangat menggiurkan.
Salam sukses peternakan
Semoga bermanfaat
0 Response to "Bulan-Bulan Siaga Bagi Peternak Kroto"
Post a Comment