Banyak yang berasumsi kalau ayam kampung adalah jenis ternak unggas yang paling tahan terhadap serangan penyakit. Padahal Kenyataan di lapangan tidak menunjukkan fakta seperti asumsi tentang ayam kampung pada umumnya.
Satu alasan yang pasti kenapa banyak yang berasumsi bahwa ayam kampung adalah jenis ternak unggas yang tahan terhadap serangan penyakit adalah karena jumlah atau populasi pemeliharaan ayam kampung yang relatif sedikit dan dipelihara secara umbaran. Sehingga ketika ada beberapa ayam yang mati dianggap suatu hal yang wajar dan tidak dicari penyebab kematiannya.
Berbeda dengan ayam ras baik itu ras pedaging maupun ras petelur yang dipelihara dalam jumlah yang banyak,ketika terjadi serangan penyakit tingkat kematiannya dihitung dalam jumlah prosentase. Dan ketika ayam yang lain tertular penyakit, tingkat kematiannya jelas lebih banyak karena memang jumlah pemeliharaannya dalam jumlah yang banyak.
Sebagai contoh kasus:
A:Memelihara ayam ras seribu ekor dan mati seratus ekor
B:Memelihara ayam kampung dua puluh ekor dan mati sepuluh.
Melihat jumlah kematian ayam ras memang lebih banyak A, tapi apabila kita menggunakan prosentase akan kita dapatkan fakta bahwa tingkat kematian ayam kampung yang dipelihara B adalah lebih banyak yaitu sebesar 50% atau setengah dari populasi. Dan ayam ras hanya sebesar 10%.
Tulisan ini bukan untuk menakut-nakuti bahwa memelihara ayam kampung mempunyai resiko tingkat kematian yang besar dibandingkan dengan ayam ras. Tulisan ini dibuat untuk meluruskan asumsi yang kurang benar kalau ayam kampung itu kebal penyakit.
Ayam kampung juga rentan terhadap serangan penyakit,fakta ini bisa kita lihat apabila datangnya musim hujan maka beberapa ayam akan mulai menunjukkan gejala terserang penyakit.