Cara Mengurangi Sifat Kanibalisme Ayam Kampung Pada Pemeliharaan Sistem Intensif

cara mengurangi sifat kanibalisme pada ayam kampungSifat kanibalisme pada ayam kampung sangat merugikan peternak. Terlebih pada pemeliharaan sistem intensif, sifat kanibalisme ini akan sangat mudah kita lihat apabila terdapat faktor pemicu munculnya sifat sifat kanibalisme. Sifat kanibalisme pada ayam kampung dapat menyebabkan menurunnya produksi, terlambatnya pertumbuhan sehingga bobot tubuh optimal tidak tercapai, sifat kanibalisme ini juga dapat menyebabkan kematian pada ayam kampung.

Penyebab utama munculnya sifat kanibalisme adalah stress atau adanya cekaman yang dialami oleh ayam kampung. Stress yang menyebabkan munculnya sifat kanibalisme pada ayam kampung ini banyak sekali penyebabnya. Dengan mengetahui penyebab dari munculnya stress pada ayam kampung yang menjadi penyebab sifat kanibalisme, kita akan dapat mengurangi atau menghilangkan sifat kanilbalisme pada ayam kampung kita.

Stress penyebab munculnya sifat kanibalisme bisa terjadi dikarenakan oleh faktor-fator seperti di bawah ini:
1. Kondisi Kandang
Kondisi kandang yang tidak nyaman dapat menyebabkan stress pada ayam kampung sehingga memicu munculnya sifat kanibalisme. Kondisi kandang yang terlalu panas biasanya lebih cepat memacu munculnya kanibalisme. Jumlah kepadatan yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan ketidaknyamanan pada ayam, hal ini juga dapat memacu munculnya sifat kanibalisme.
Menciptakan kondisi nyaman pada kandang ayam kita adalah salah satu upaya untuk menghilangkan sifat kanibalisme.

2. Terlambatnya pemberian ransum atau air minum
Pemberian ransum yang terlambat dan pengontrolan air minum yang kurang terkontrol juga merupakan penyebab potensial munculnya sifat kanibalisme. Berilah ransum sesuai jadwal dan selalu perhatikan ketersediaan air minum. Keterlambatan pemberian ransum sangat mudah memacu meningkatnya emosional ayam kampung sehingga secara tiba-tiba ayam menyerang ayam yang lain.

3. Penempatan ayam yang tidak sesuai
Ayam yang lebih besar secara ukuran dan berat tubuhnya, dan ayam yang lebih tua secara umur,biasanya akan menyerang ayam yang lebih kecil atau lebih muda. sifat superioritas pada ayam kampung sangat mudah terlihat dalam hal ini. Untuk menghindari munculnya sifat kanibalisme pada keadaan ini, usahakan menempatkan ayam dengan usia yang sama atau dengan berat tubuh yang sama.

4. Kualitas Ransum yang kurang bagus
Kualitas ransum yang kurang bagus atau memiliki kandungan nutrisi yang rendah juga dapat menyebabkan munculnya sifat kanibalisme pada ayam kampung. Pemberian hijauan sebagai variasi dalam ransum juga dapat dilakukan untuk menekan munculnya sifat kanibalisme ini.

Menghindari penyebab terjadinya stres pada ayam kampung adalah sebuah cara terbaik untuk menghindari munculnya sifat-sifat kanibalisme. Walaupun sifat ini tidak bisa di hilangkan, tapi kita bisa meminimalisasi munculnya sifat kanibalisme yang akan merugikan peternakan ayam kampung kita.
Selain dengan menghindari stress, pemotongan paruh pada ayam kampung juga dapat kita lakukan untuk menghindari luka yang timbul akibat dari patukan paruh ketika munculnya sifat kanibalisme.

Semoga bermanfaat dan semoga sukses

Cara Memilih Mesin Tetas Yang Berkualitas

mesin tetas yang berkualitas
Mesin tetas wiraternak
Mesin tetas telur sangat membantu kita dalam menetaskan berbagai jenis telur. Dengan mesin tetas ini kita dapat dengan cepat meningkatkan populasi ternak kita karena indukan ternak tidak perlu mengerami telur-telurnya. Kecuali pada peternakan bebek dimana bebek tidak dapat mengerami telur-telurnya.

Mesin tetas bisa kita dapatkan dengan membeli mesin tetas yang sudah jadi atau dengan cara kita membuatnya sendiri. Membuat mesin tetas sebenarnya tidak terlalu sulit, bahkan kita dapat memanfaatkan material yang sudah tidak dipakai di gudang rumah kita. Sehingga biaya pembuatan akan semakin ringan. Sebelum kita menentukan mesin tetas seperti apa yang akan kita beli atau kita ciptakan, ada baiknya kita mengenal terlebih dahulu jenis-jenis mesin tetas dalam dunia penetasan.

Berdasarkan dari perputaran udaranya mesin tetas di bagi menjadi dua jenis.

• Mesin tetas STILL AIR.
Mesin tetas Still Air adalah mesin tetas dimana sirkulasi udara panas di dalam mesin tetas tidak menggunakan kipas tetapi pergerakan panas berdasarkan perbedaan suhu suatu ruang. Sehingga sirkulasi udara panas di dalamnya hanya mengandalkan lubang ventilasi.

• Mesin tetas Forced Air
Mesin tetas jenis forced air adalah mesin tetas dengan menggunakan kipas sebagai alat bantu untuk meratakan panas yang di hasilkan oleh system pemanas yang ada di dalam mesin tetas. Dengan adanya kipas ini udara panas di dalam mesin tetas menyebar lebih merata.

Berdasarkan pemutaran telurnya mesin tetas di bagi menjadi tiga jenis.
 • Mesin tetas manual, 
mesin tetas semi otomatis dan mesin tetas otomatis. Mesin tetas manual adalah mesin tetas dengan cara kerja yang masih benar-benar manual, dimana pembalikan telurnya adalah dengan cara di balik satu persatu. Biasanya pada jenis mesin tetas ini masih menggunakan system still air.

Mesin tetas semi otomatis
Mesin tetas semi otomatis adalah mesin tetas dengan pembalikkan telurnya menggunakan rak yang dapat di ubah-ubah posisinya. Sehingga telur tidak perlu di balik satu persatu, tetapi tinggal menggerakkan rak telur ke atas atau ke bawah untuk mendapatkan sudut 45 derajat. Pada mesin tetas ini ada yang sudah menggunakan system forced air dan ada juga yang masih menggunakan system still air

• Mesin tetas otomatis
Mesin tetas Otomatis adalah mesin tetas dimana pembalikkan telur dengan menggunakan motor penggerak dan timer yang akan mengatur waktu pemutaran. Sehingga pembalikkan telur tidak perlu lagi kita lakukan karena sudah dilakukan oleh mesin itu sendiri. Pada mesin tetas otomatis, system sirkulasi udara sudah menggunakan system forced air.

Setiap jenis mesin tetas mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Kelebihan dan kekurangan ini bisa kita jadikan pertimbangan sebelum kita memutuskan untuk membeli jenis mesin tersebut.

Mesin tetas manual
Kelebihan mesin tetas manual dengan system still air biasanya memiliki tingkat keberhasilan yang lebih tinggi dibandingkan dengan menggunakan mesin tetas forced air. Selain itu mesin tetas manual hanya terdiri dari beberapa bagian atau beberapa komponen yang mudah didapatkan apabila terjadi kerusakan. Biasanya kerusakan yang sering terjadi adalah putusnya lampu pemanas dan rusaknya micro switch pada thermostat. Dan komponen-komponen ini mudah kita dapatkan dan mudah dalam penggantiannya.
Kelemahannya adalah pemutarannya masih manual satu persatu. Apabila jumlah telur yang kita tetaskan kurang dari seribu butir telur, ada baiknya kita menggunakan mesin tetas dengan jenis manual ini, disamping harganya lebih murah, komponennya juga mudah di dapatkan.

Mesin tetas otomatis. 
Kelebihan mesin tetas otomatis ini adalah pemutaran telur benar-benar sudah otomatis dengan menggunakan motor penggerak dan timer untuk mengatur jadwal pemutaran. Kekurangan dari mesin tetas ini adalah harganya yang masih mahal dan komponennya tidak mudah di dapatkan apabila terjadi kerusakan mengingat didalam mesin tetas ini ada beberapa komponen yang bergerak seperti kipas dan motor listrik.

Apabila telur yang kita tetaskan sedikit, ada baiknya kita membeli atau membuat mesin tetas sendiri dengan tipe mesin tetas manual. Dan apabila peternakan kita adalah peternakan yang menghasilkan telur tetas sebanyak ribuan setiap minggunya, ada baiknya kita menggunakan mesin tetas full otomatis atau mesin tetas semi otomatis sehingga akan memperingan pekerjaan selama proses penetasan telur.

Semoga Bermanfaat dan semoga sukses.

Cara Memilih Telur Tetas Yang Berkualitas

telur tetas berkualitas, telur tetas yang bagus
Telur tetas
Menetaskan telur dengan mesin tetas sangat membantu peternak dalam mempercepat populasi ternaknya. Karena menetaskan telur dengan mesin tetas ini dapat dikatakan mengambil alih tugas indukan untuk mengerami telurnya. Terkecuali pada bebek yang tidak mempunyai sifat mengeram karena memang tidak dapat mengerami telur-telurnya disebabkan karena bentuk fisik terutama lebar dada yang berbeda dengan unggas yang lainnya.
Untuk menetaskan telur dengan mesin tetas kita harus terlebih dahulu melakukan seleksi pada telur-telur yang akan ditetaskan dengan mesin tetas supaya hasil tetasan kita sesuai harapan.

Cara memilih telur tetas yang berkualitas dapat dengan menggunakan standarisasi seperti di bawah ini

1. Bentuk oval, kulit telur licin atau tidak kasar, rata, dan memiliki berat yang seragam dan tidak ada keretakan pada kulit telur.
Bentuk ideal telur tetas adalah oval tidak terlalu bulat dan juga tidak terlalu lonjong dengan perbandingan lebar dan panjang adalah 3 : 4.  Telur yang berkulit mulus memiliki kualitas yang lebih baik di banding telur yang berkulit kasar. Berat telur tetas sebaiknya memiliki berat yang seragam. yakni berkisar antara 40 - 50 gram. Hal ini dimaksudkan supaya DOC yang menetas nantinya memiliki berat tubuh yang hampir sama dan mempunyai pertumbuhan yang seragam.

2. Ketebalan Kulit Telur
Ketebalan kulit telur atau cangkang telur sebaiknya yang ideal. Tidak terlalu tebal juga tidak terlalu tipis. Kulit telur yang terlalu tebal dapat menyulitkan DOC keluar dari kulit telur atau cangkang telur pada saat menetas. Sehingga dapat menyebabkan kematian pada DOC sebelum menetas, dan apabila dibantu dengan cara memecah kulit telur atau cangkang telur, biasanya DOC yang dihasilkan akan mengalami cacat pada kaki.
Sementara kulit telur yang terlalu tipis menggambarkan kondisi telur yang tidak normal sehingga kemungkinan menentas lebih kecil dibandingkan dengan kulit telur yang memiliki ketebalan ideal, dan apabila telur dengan kulit telur yang tipis ini menetas, bibit  yang dihasilkan tidak sehat atau tidak normal.

3. Kondisi Kantong Udara
Kantong udara yang baik akan kelihatan bening dan kokoh dengan kedalaman sekitar 3mm dari bagian dalam telur. sementara kantong udaha yang kurang baik kedalamannya lebih dari 4.5mm serta kelihatan keruh. Kegunaan kantong udara dalam telur sangat penting. Kantong udara ini berfungsi sebagai sumber udara bagi calon anak ayam yang akan menetas. Calon anak  ayam mulai menggunakan kantong udara ini pada hari ke 19 pada proses penetasan. Posisi kantong udara dapat dilihat dengan melakukan peneropongan.

4. Umur Telur.
Umur telur pada penyimpanan maksimal 7 hari. Idealnya adalah 4 hari. Semakin lama penyimpanan telur maka daya tetas akan semakin kecil, kecuali ada penanganan khusus pada saat dilakukan penyimpanan telur. Seperti penempatan telur pada kondisi ruangan yang memiliki temperatur yang rendah, dan adanya perlakuan pembalikan setiap hari supaya kantong udara tidak berubah dari tempatnya.

5. Telur tetas sebaiknya dari indukan yang sehat.
Indukan yang sakit mempunyai resiko menularkan penyakit melalui telur tetas. Sebaiknya telur yang akan ditetaskan adalah telur dari indukan yang sehat. Indukan yang sehat juga sangat berpengaruh pada tingkat fertilitas telur tetas.

Dengan memperhatikan beberapa hal di atas, kegiatan menetaskan telur akan mendapatkan hasil yang maksimal.

Semoga bermanfaat dan semoga sukses

Cara Menetaskan Telur Ayam Kampung

cara menetaskan telur ayam kampung supaya hasilnya maksimal
Penetasan telur ayam kampung
Cara menetaskan telur ayam kampung sebenarnya sudah banyak sekali di bahas di internet. Dari mulai persiapan sebelum telur di masukkan  ke dalam mesin tetas, jadwal penetasan yang harus di jalankan dan perawatan telur yang sudah menetas.

Cara menetaskan telur ayam kampung ini pada dasarnya adalah sama dengan cara menetaskan telur bebek. Yang menjadi perbedaan adalah lama penetasan dan tingkat kelembaban udara pada ruang mesin tetas.
Dalam tulisan yang singkat ini wiraternak akan mencoba berbagi pengalaman bagaimana cara menetaskan telur ayam kampung supaya hasil tetasnya maksimal.

Berikut langkah-langkah untuk menetaskan telur ayam kampung supaya hasil tetasnya maksimal.

Sebelum memulai jadwal penetasan:
  1. Cuci dan bersihkan mesin tetas menggunakan detergen, setelah itu keringkan dan nyalakan pemanas.
  2. Lakukan fumigasi atau sterilisasi dengan menggunakan formalin kurang lebih selama 15 menit. Atau apabila mendapat kesulitan untuk mendapatkan formalin, bisa lakukan pencucian mesin tetas dengan menggunakan cairan anti kuman yang dapat di beli di toko-toko peternakan. Pencucian ini dilakukan setelah pencucian dengan menggunakan detergen pada point pertama.
  3. Atur temperatur mesin tetas dengan cara melakukan seting pada termostat. Temperatur di atur pada suhu 38 derajat Celcius.
  4. Sebelum telur di masukkan ke dalam mesin tetas, pilihlah telur-telur yang terbaik kondisinya. Cara memilih telur tetas, bisa di baca pada artikel yang berjudul " Cara Memilih Telur Tetas Yang Berkualitas" pada halaman lain wiraternak.
  5. Masukkan bak air kedalam mesin tetas. kemudian masukkan telur tetas. Tutup rapat ventilasi yang ada dalam mesin tetas.
  6. Setelah temperatur stabil,dalam artian on off swicth termostat sesuai temperatur yang dibutuhkan, kemudian masukkan telur ke dalam mesin tetas. Berikutnya adalah Jadwal Penetasan:  
Jadwal Penetasan:

Hari ke 1: 
Masukkan telur tetas.dan dibiarkan sampai pada hari ke 3. Usahakan jangan membuka mesin tetas pada periode ini karena periode ini adalah titik kritis awal penetasan. Karena adanya proses perubahan kimia pada telur tetas. Temperatur mesin tetas 38 C

Hari ke 2:
Tidak ada perlakuan sama sekali, kecuali pengontrolan  sumber pemanas.Temperatur 38 C

Hari Ke 3.
Lakukan Peneropongan pertama pada telur tetas. Keluarkan telur yang kosong yang tidak dibuahi, apabila kita belum bisa membedakan mana telur yang dibuahi atau dibuahi,lakukan peneropongan ulang pada hari ke 7 penetasan.  Untuk mengetahui telur yang dibuahi atau tidak dibuahi, dapat di baca pada link ini "Ciri-ciri telur tetas fertil"
Pada hari ini mulai dilakukan pemutaran pada telur tetas. Untuk mendapatkan hasil tetas yang bagus, lakukan pemutaran telur tetas sebanyak 4 kali dalam sehari.

Hari ke 4
Lakukan pembalikan sebanyak 4 kali pada pagi hari, siang, sore dan malam hari. Temperatur tetap di pertahankan pada suhu 38 C.

Hari ke 5:
Sama dengan hari ke 4

Hari ke 6:
Sama dengan hari ke 4

Hari ke 7:
Lakukan peneropongan ke dua dan lakukan pembalikkan seperti hari sebelumnya. Telur yang tidak dibuahi sebaiknya dikeluarkan. Ventilasi di Buka setengah. Temperatur tetap di pertahankan pada suhu 38 C

Hari ke 8 sampai Hari ke 11:
Lakukan pembalikan seperti sebelumnya, temperatur dipertahankan pada suhu 38 C

Hari ke 12 sampai hari ke 17:
Lakukan pembalikan seperti hari sebelumnya, ventilasi di buka sepenuhnya. Temperatur masih sama dengan hari sebelumnya.

Hari ke 18:
Lakukan peneropongan yang ketiga,keluarkan telur yang tidak dibuahi. Tambah air dalam bak air. temperatur dinaikkan menjadi 39 C. Pembalikkan telur terakhir pada hari ke 18 ini.

Hari ke 19.
Tidak ada perlakuan sama sekali.

Hari ke 20:
Ketika telur mulai menetas, angkat anak ayam yang baru menetas dengan catatan sudah kering bulunya. pindahkan ke kandang inkubator. atau penampungan sementara. Hal ini dimaksudkan supaya tidak menginjak-injak telur yang belum menetas karena akan sangat berpengaruh pada hasil penetasan telur yang belum menetas.

Hari Ke 21:
Sama dengan hari ke 20. Pada hari ini telur biasanya sudah menetas semuanya.
Setelah telur sudah menetas, pindahkan anak ayam yang sudah menetas kedalam kandang inkubator atau kandang brooder. Kemudian bersihkan mesin tetas.

Pada sistem penetasan menggunakan mesin tetas, frekuensi pemutaran, kelembaban, temperatur dan ventilasi adalah hal yang sangat penting yang tidak boleh diabaikan supaya hasil tetasan kita maksimal.Untuk mengetahui kelembaban ruangan mesin tetas dapat menggunakan hygrometer atau alat ukur kelembaban udara. Untuk hari pertama sampai hari ke 18 kelembaban udara ideal pada ruang mesin tetas adalah 55% -60%. Untuk hari 18 sampai hari ke 21 kelembaban udara ideal pada ruang mesin tetas adalah 65-70 %.

Dengan memperhatikan jadwal penetasan dan menjalankannya secara disipilin, Insya Allah kita akan telur-telur yang kita tetaskan akan memberikan hasil yang maksimal.